Selasa, 27 Mei 2008

Y2K (Yudhoyono To Kalla) Roadmap

As we know, recently the political situation has been overheating in our country. It is caused by any controversial government policy which is legalized by our President (Mr. Yudhoyono) such as Fuel Regulation, BLT program (Directly Cash Aid, which is give each poor-people cash money at least US$ 33), and gas conversion. Indonesia became a net oil importer in 2004 because of declining production and lack of new exploration investment. The cost of subsidizing domestic fuel placed increasing strain on the budget in 2005-2008, and combined with indecisive monetary policy prompting the government to enact a 30% average fuel price hike in Last May. The government has predicted if their decision is not popular because our people condition is poor, undeveloped, and underprivileged. Inflation has been growing up to 9-12 % for several months in this period. The resulting inflation and interest rate hikes will dampen growth prospects in this year. The recently situation has given bad options for our government to develop our country with instability risks and social conflict.

Through the government must be careful to keep people trust and keep their commitment. Many politicians will be using this issue to improve their popularity and make it as their campaign issue. It is not good for democracy process which has been applied by our country for several years. Many politicians (I hope they always keep their fucking mouth), as we know they look like a parasite that only disturb, absorb and never give any benefit. They always attack someone who has an authority in government structure such as President, Governor, Mayor and others. But the politician perspective is different for Vice-President, and other vice-chairman in government structure. Although Vice-President has strong position to determine the government regulation and policy, he often escaped from politician critics about government performance.

Vice-President Mr. Kalla, as we know he is a smart figure and expert to calculate political strategy. He is not look like a President Partner who is obligated to assist and support President to do his duties. It is only in Indonesia, Vice-President able to influence President Policy although it is different with President Perspective or their vision during campaign several years ago. Clearly seen there that any effort from someone to drop President Authority with his policy which is not popular such as Increase Fuel Price, Launch BLT Program, and others. The Primary weakness of President Yudhoyono is always looked hesitating to do something, and in my opinion Mr. Kalla used it to take-over President Authority to make decision or policy.

Many people have known Mr. Kalla controlled all of economic policies because he has ability and talent as a business expert. So actually who is interested person who hold responsible to the happening of economic chaos in this country….??? (I think you all have known clearly who he is). And then what is background of his interest ? Is it related with his effort to nominate himself as a Candidate of President next year…? It is none of our business you know…!!! Yes of course because we are not having any interest about that, but we have obligation to choose good leader.

Last week our nation celebrated 100th National Awakening Anniversary in great ceremonial which is leaded by President Yudhoyono. He said that our nation must have three requirements to be a great nation; first of all we must self-supporting, secondly we must competitive, and the last we must civilized. It is a good vision and thinking but difficult to do, because our country has many problems which are poorness, high unemployment, endemic corruption, inadequate infrastructure, a poor investment climate, and unequal resource distribution among regions. President Yudhoyono has many brilliant concepts for Indonesia, but that concepts only becoming useless paper on the desk without real implementation. It gives opportunity for Vice-President to take-over and implement what President must do.

Many people assume Mr. Kalla like Asterix who has small body, smart, nimble, and aggressive. Mr. Yudhoyono looks like Obelix, who has giant body, strong power, popular, but slow moving and prude. Mr. Kalla who is C.E.O. in many corporations has been preparing any way and strategies to improve his power and resources for continuity of his business. So he needs more authority to keep it well. It becomes real tendency in Indonesia, a businessman also take position in government structure to keep his business. Many policies is taken based on business interest, so rarely based on public interest because public interest just a symbol in politician fucking mouth.

Today, we know what happen there in our government structure. It is learning for us to take care with our country and don't let they take over our government policies for their private interest. However start from now we must be careful, and fight them in general election, president election, and other political election. Please choose someone who has good character and good integrity.

Sabtu, 17 Mei 2008

Menjemput Impian

Hari- hari terakhir ini kita semakin sering melihat dan mendengar banyak keluh-kesah dari orang-orang di sekitar kita yang terus-menerus mengutuki kebijakan kenaikan BBM yang akan segera diumumkan sebentar lagi. Banyak dari mereka menganggap kebijakan tersebut tidak efektif dan malah akan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat terutama rakyat kecil yang sebelumnya hampir mati sekarat gara-gara kenaikan harga sembako seperti minyak goreng, beras, dan seterusnya.

Sebaliknya jika kita melihat dari cara pandang pemerintah pusat, mereka menganggap bahwa kenaikan BBM ini untuk kepentingan rakyat miskin, dengan mengurangi subsidi bagi orang-orang kaya yang suka bikin macet jalanan. Dana subsidi tersebut selanjutnya akan dialihkan untuk membiayai program-program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat menengah ke bawah. Untuk meredam gejolak ekonomi rakyat kecil akibat kenaikan BBM yang akan terjadi, pemerintah memberikan obat penawar sederhana berupa program BLT (Bantuan Langsung Tunai), sebuah program yang kabarnya sangat dibenci para lurah, kepala desa, dan jajaran kepolisian (maklum merekalah yang berhadapan langsung dengan rakyat dalam penyaluran BLT sekaligus menerima dengan tabah segala macam bentuk caci-maki, kritikan, dan amukan rakyat miskin).

Jelas ini membuktikan bahwa ada komunikasi yang tidak nyambung antara rakyat dengan pemerintah akibat perbedaan cara pandang tersebut. Perbedaan seperti ini tidak boleh dibiarkan, pemerintah harus mampu membuktikan jika kebijakan yang akan dilakukan tersebut bisa mengangkat kesejahteraan rakyat miskin. Jika itu gagal maka bersiaplah menyambut badai amarah rakyat yang selama ini sudah terakumulasi.

Dalam satu dekade terakhir bangsa ini mendapat banyak ujian/cobaan yang datang bertubi-tubi, mulai dari bencana tsunami, banjir, tanah longsor, gempa bumi, kecelakan pesawat, tenggelamnya kapal, bencana lumpur Lapindo, hingga kenaikan BBM dan harga sembako. Jika kita berpikir positif, maka ada banyak hikmah dan manfaat yang bisa diambil dari kejadian tersebut. Kita tidak usah terus-menerus mengutuki keadaan yang menyengsarakan kita karena justru hal itu malah membuat kita makin sengsara dan sama sekali tidak menyelesaikan masalah.

Saya pribadi amat kecewa dengan tingkah-polah para komentator politik dan kaum opportunis yang dengan liciknya memanfaatkan gejolak sosial akibat bencana-bencana yang terjadi untuk memojokkan pemerintah, sekaligus menaikkan kepopuleran diri mereka. Bahkan beberapa mantan menteri di suatu masa ketika ekonomi Indonesia sangat terpuruk dengan gaya sok tahunya yang menyebalkan itu berkoar-koar di media massa menjelaskan tentang ketidakefektifan kebijakan-kebijakan ekonomi pemerintah saat ini. Tingkah mereka yang konyol tersebut sebenarnya tidak memberikan manfaat yang signifikan, malah justru menambah masalah baru akibat gejolak sosial yang ditimbulkannya.

Jangan biarkan kaum opportunis itu menguasai pikiran masyarakat dengan hal-hal yang menyesatkan. Mereka ibarat pahlawan kesiangan yang baru kelihatan sibuk ketika masalah sudah begitu akut (emang sebelumnya mereka kemana aja…???). Jadi saat ini kita jangan pernah menggantungkan nasib pada serigala-serigala bermulut bebek itu, kita harus bangkit menjadi penguasa atas diri kita sendiri.

Apapun yang terjadi kita harus bisa survive dan yakin bahwa dengan ijin dan kehendak Tuhan Yang Maha Agung (Allah), kita bisa menyelesaikan segala permasalahan yang ada. Itulah impian-impian kita, dan saat ini kita harus menjemputnya karena Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak mulai berusaha mengubahnya. Nasib ibarat jalur yang membawa kita menuju takdir Tuhan yang akan memutuskan apakah kita layak memperoleh segala hal yang kita impikan atau tidak. Jika kita selalu berada pada jalur yang benar (tidak bertentangan dengan Hukum Tuhan), maka yakinlah Tuhan akan selalu berpihak pada kita dan membantu mewujudkan segala impian kita di dunia dan akhirat.

Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan untuk menjemput impian…???

Pertama, kita harus menjaga pikiran dan perasaan kita untuk selalu positif (positive thinking and positive feeling). Itu penting untuk memastikan keyakinan terhadap langkah-langkah yang akan kita lakukan selalu memiliki arah dan tujuan yang jelas. Kita harus memiliki banyak impian-impian dan visi yang menggairahkan hidup dan membangkitkan semangat kita. Jika itu terwujud, maka sikap optimis dan percaya diri akan segera muncul di pikiran dan perasaan kita. Jangan lupa untuk selalu dekat dan tawakkal pada Tuhan.

Kedua, identifikasi segala potensi diri yang kita miliki, baik itu berupa aset yang terlihat secara fisik, maupun bakat dan kemampuan yang kita miliki. Asal tahu aja diri kita masing-masing jauh sejak sebelum bumi diciptakan, telah ditakdirkan oleh Tuhan untuk memiliki bakat dan keunggulan tertentu yang berbeda satu sama lain. Karena itu jangan pernah mengikuti gaya orang lain (kalaupun perlu, cukup ikuti nilai-nilai filosofisnya saja), tapi eksplorasi aja gaya dan keunggulan yang kita miliki. Siapa tahu ternyata potensi-diri yang kita miliki relatif jauh lebih baik dari orang lain.

Ketiga, analisa kondisi lingkungan sekitar kita, kenali permasalahannya secara obyektif, lalu amati apakah lingkungan tersebut bisa menjamin dan cocok dengan segala potensi-diri yang kita miliki. Buat juga konsep pengembangan kepribadian kita sendiri agar kita tidak mudah terombang-ambing oleh keadaan yang terjadi.

Keempat, susun rencana-rencana anda ke depan berdasarkan realitas yang kita hadapi saat ini dan kemungkinan tantangan yang akan kita hadapi di masa mendatang dengan tetap mengacu pada potensi diri dan konsep-konsep yang kita miliki. Buatlah rencana-rencana yang dahsyat, meski agak edan/sinting yang penting itu bisa memacu diri anda untuk terus-menerus berusaha dan berjuang tanpa henti. Susun rencana-rencana tersebut dengan detail dan rasional agar mudah dilaksanakan. Kalau bisa diskusikan rencana-rencana tersebut dengan orang-orang terdekat kita agar mereka juga bisa memberi masukan-masukan yang positif dan memotivasi kita.

Kelima, sering-seringlah melakukan evaluasi diri terhadap langkah-langkah dan pencapaian yang telah kita lakukan apakah sudah berjalan sesuai konsep dan rencana semula atau tidak. Ini penting agar kita bisa selalu konsisten dan fokus dalam perjalanan hidup kita, selain itu untuk mengetahui apakah tindakan yang sudah kita lakukan sudah cukup efektif ataukah malah memiliki kelemahan tertentu.

Masyarakat saat ini perlu terus menerus diberi pencerahan agar mereka mampu memberdayakan diri mereka sendiri, tidak mudah tergantung pada pihak lain, dan berjiwa kompetitif. Jika hal itu bisa terwujud maka bangsa ini akan segera bangkit menjadi bangsa yang besar, jaya, dan mampu menciptakan peradaban tinggi agar bangsa ini menjadi pusat inspirasi dan pengetahuan dunia.

)* Ini adalah catatan khusus saya dalam menyambut 100 tahun Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 2008 nanti, semoga bermanfaat !!!

Copyright by Ismail-Bhakti @Mei 2008

Jumat, 09 Mei 2008

21 Hariku di Pangkalan Bun

Tak terasa sudah 21 hari aku tinggal di Pangkalan Bun bareng teman-teman anggota tim lain dari Malang. Banyak sudah pengalaman menarik yang kami alami, yang semua itu tentunya telah banyak memberikan hikmah dan pelajaran penting bagi kami. Sejak pertama kali datang ke Kota ini sama sekali tak pernah terpikir oleh kami untuk menghadapi berbagai macam tantangan dan ujian yang datang bertubi-tubi hingga nyaris membuat kami frustasi. Ujian-ujian ini sepertinya merupakan bentuk kasih-sayang Tuhan (Allah) untuk menguji sejauhmana ketakwaan hambanya, dan apakah hambanya bisa berpikir waras dalam menghadapi ujian tersebut dengan selalu berpikir dan berprasangka positif.

Ujian pertama kami yang semuanya baru datang dari Kota nan sejuk Malang, ketika sampai di Kota Pangkalan Bun adalah suhu kota yang begitu panas menyengat. Bahkan di malam hari pun hawanya benar-benar membuat kami terus-menerus berkeringat (mungkin hal inilah yang menjadi penyebab kenapa warga setempat jadi malas berolahraga karena tanpa olahraga sekalipun mereka udah keluar keringat banyak). Bahkan beberapa teman yang membawa sweater dan jaket pun jadi menyesal karena toh barang-barang tersebut hampir nggak pernah digunakan selama ini. Itu sebabnya kami sangat menghindari survey lapangan di siang hari (waktu favorit kami kalo keluar rumah untuk pagi hari sampai jam 10 pagi, sementara sorenya mulai jam 3 sore keatas).

Ujian kedua kami adalah listrik yang sering padam (bahkan nyaris setiap hari selama 4-12 jam!!!). Asal tau aja kedatangan kami kesini untuk ngerjain rencana tata ruang... bukan untuk jalan-jalan, jadi aliran listrik sangat kami butuhkan untuk kelancaran pekerjaan kami karena kami sangat tergantung komputer, printer, dsb. Apalagi kami sering bekerja hingga tengah malam untuk ngejar deadline yang diberikan, beruntung kami masing-masing banyak yang bawa laptop sendiri sehingga sedikit banyak cukup membantu kelancaran kerja kami.

Ujian ketiga kami adalah masalah makanan, maklum tempat tinggal kami agak jauh dari pusat kota meski dekat dengan Kantor Bupati. Lho apa hubungannya....??? ya karena kami semua pada sibuk jadi sangat menggantungkan makanan dari luar, tapi masalahnya di sekitar tempat tinggal kami tidak ada warung yang pas dengan selera kami. Akhirnya kami pada sepakat mesan katering di sekitar basecamp dengan pertimbangan lebih efisien, gampang diatur menunya, dan gak perlu pusing nyari tempat (teorinya sih gitu). Ketika pesanan mulai di antar pada hari pertama, kami merasa puas karena menunya begitu spesial. Tapi setelah beberapa hari (entah apa itu emang kebiasaan pemilik katering) menunya mulai tampak membosankan bahkan nasinya terasa sedikit keras sehingga beberapa dari kami mengajukan keberatan pada pemilik katering (maklum sebagai mantan mahasiswa kami emang suka kritis menyikapi segala sesuatu). Agaknya pemilik katering ini tampak cuek menanggapi keluhan kami, buktinya beberapa hari selanjutnya menu yang diberikan sama seperti sebelumnya hingga beberapa dari kami mulai kehilangan nafsu makan padahal kami udah keluar jutaan rupiah untuk katering tersebut (selama di Malang belum pernah kami menjumpai katering semahal itu). Pantas emang pemilik katering tersebut jual mahal karena di sekitar tempat kami tidak ada pesaingnya, lagipula harga makanan disini emang mahal-mahal. Bayangkan sop buntut seporsi disini mencapai Rp 12.000, rata-rata emang diatas 10.000/porsi.

Ujian keempat kami adalah masalah virus lokal yang menjangkiti komputer kami. Kejadian ini benar-benar membuat kami amat frustasi karena komputer bagi kami adalah aset yang sangat vital dan bernilai khususnya dokumen-dokumen penting dan data kerjaan kami. Virus lokal yang memakai nama "jembatan kahayan" tersebut sangat sukar dibasmi, bahkan meski kami bolak-balik ngupdate beberapa antivirus terbaru dari internet, tapi virus tersebut tak juga angkat kaki dari komputer kami. virus tersebut selain membuat kinerja komputer menjadi sangat lambat dan sering "hang" juga merusak beberapa fungsi-fungsi dari sistem operasi windows kami. Setelah beberapa hari berjuang keras membasmi virus-virus tersebut, akhirnya kami menyerah dan terpaksa memformat partisi C: dan menginstall kembali semua program.

Ujian kelima kami adalah masalah Maling yang merajalela di kota ini. Hari senin lalu tanggal 5 mei 2008, penginapan kami disatroni Maling yang tampaknya masih amatiran. Kami perkirakan maling masuk lewat jendela depan yang kebetulan tak terkunci antara jam 03.00-05.00 subuh karena beberapa dari kami kerja lembur, dan paginya shalat subuh. Kejadian itu benar-benar membuat kami merasa sangat shock dan memberlakukan kondisi siaga 1, 24 jam sehari. Bagaimana tidak maling terkutuk itu sukses menggondol HP milik rekan kami lengkap dengan charger dan headsetnya, bahkan nyaris menggondol camera digital dan tas pinggang berisi Cardreader MP3 Player, MMC 1 GB, dan beberapa kuitansi penting (alhamdulillah maling tersebut, entah karena ceroboh meninggalkan barang-barang tersebut di luar penginapan kami). Saya bersyukur pada tuhan karena laptop saya yang terpasang lengkap dengan charger dan mousenya, meski posisinya dekat dengan HP yang hilang tadi tak dibawa pula oleh pelaku (agaknya pelaku emang spesialis HP atau karena dia masih tergolong maling kampung yang buta teknologi). Alhasil setelah kejadian menyebalkan tersebut kami sadari pagi harinya, kami langsung meluncur ke Polres setempat. Sesampainya di Polres suasana tampak begitu sepi (mungkin personilnya emang dikit), lalu kami mendatangi unit pelayanan kepolisian. Ketika datang melapor kami langsung dilayani dengan baik oleh personil yang bertugas. Setelah menceritakan permasalahan kami, personil yang bertugas langsung mengantar kami menuju ruangan intelkam. Di situ kami ditanyai seputar kronologi kejadian (total sekitar 15 pertanyaan saja), setelah selesai petugas tersebut menjanjikan akan menindaklanjuti kejadian ini dengan mengirim unit TKP ke basecamp kami. Sebenarnya kami minta unit TKP datang siang itu juga, tapi berhubung unit TKPnya lagi sibuk turun lapangan jadinya ditunda. Sampai hari ini ternyata unit TKP yang dijanjikan tersebut belum datang-datang juga. Padahal setelah kasus pencurian di Basecamp kami, hanya selang dua hari 2 rumah lain di dekat tempat tinggal kami juga didatangi maling yang juga merusak jendela mereka. Pak RT yang mendapat banyak pengaduan dari warga juga frustasi karena laporannya ke Kepolisian setempat belum juga ditindaklanjuti, sehingga warga setempat berinisiatif melakukan pengamanan sendiri-sendiri lingkungan mereka.

Minggu, 04 Mei 2008

Mengukir Sejarah di Pangkalan Bun


Seperti topik kita saat ini seperti judul diatas saya akan sedikit memperkenalkan misi tim kami bulan lalu terkait pengerjaan RTBL (Rencana Tata Bangunan & Lingkungan) pada kawasan bersejarah Istana Kuning dengan tema "Urban Heritage" di Kota Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Keraton Istana Kuning yang berdiri megah di sekitar pusat kota Pangkalan Bun merupakan bangunan bersejarah penting peninggalan Kesultanan Kutaringin.

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di kota ini untuk merencanakan RTBL Kawasan Istana Kuning beserta beberapa rekan anggota tim lainnya, saya sedikit terkesan oleh kebersihan kota ini dan kontur kotanya yang berbukit-bukit (sedikit mengingatkan saya akan keindahan kota Batu Jawa Timur). Apalagi ternyata kota ini memiliki penduduk yang heterogen layaknya kota-kota besar di Indonesia mengingat kota ini memiliki daya tarik ekonomi yang kuat di Kalimantan Tengah dengan keberadaan Pelabuhan Kumai yang merupakan pintu gerbang utama perekonomian Kalteng. Hal yang juga mengejutkan saya adalah asal-usul pendiri Kesultanan Kutaringin ini juga memiliki hubungan darah dengan petinggi Kerajaan Demak, jadi tidaklah heran kalo arsitektur bangunan kesultanannya merupakan perpaduan budaya lokal, melayu, dan jawa.
Jadi kedatangan kami ini sebenarnya membawa misi yang penting untuk mencoba merekonstruksi kembali bangunan historis setempat berdasar data-data hasil penelusuran sejarah yang kami peroleh dari berbagai sumber.

Keraton yang terletak di desa Raja, Kecamatan Arut Selatan ini dinamai Keraton Lawang Agung Bukit Indera Kencana. Selain memiliki arsitektur yang indah, juga bersifat terbuka tanpa dilindungi Benteng seperti keraton di Jawa. Dari observasi yang dilakukan keraton ini terletak di atas bukit dan menghadap ke Sungai. Kemegahannya tercipta dari hirarkhi ruang yang mulai dari permukaan air, tebing sungai, jalan dan halaman yang menjadi alun-alun keraton. Dari posisinya yang berada tepat diatas bukit, keraton yang sekarang sedang dipugar ini, memiliki geomancy yang bagus. Kemudian diseberang sungai, berhadapan dengan keraton adalah Kawasan Pecinan. Pecinan ini muncul pada waktu orang-orang Tionghoa berniat untuk bermukim di Pangkalan Bu’un beberapa abad silam. Oleh sultan mereka diberi tempat di seberang sungai sehingga secara politis terpisah dengan keraton. Ini menunjukkan bahwa Pangeran Ratu Imannudin seorang perencana kota yang baik dimana setiap perletakan ruang selalu diperhitungkan dampak sosial politisnya.
Pangkalan Bun menurut sejarah berdirinya merupakan salah satu kota bersejarah yang paling tua di Propinsi Kalimantan Tengah serta mempunyai potensi dan nilai historis dalam pengembangan wisata budaya dan sejarah. Pengembangan secara umum di perlukan diantaranya pengembangan fisik kawasan tersebut, juga perlu pengembangan fasilitas penunjang, serta aksesibilitas yang baik. Penataan fisik bangunan, penataan zonasi, penataan landscape, penentuan batas koridor serta pelaksanaan prinsip – prinsip konservasi dan pengembangan wisata terbatas untuk kawasan konservasi merupakan hal yang mutlak untuk dipertimbangkan.
Kesimpulannya berbicara tentang kota dalam pembahasan yang luas tidak akan terlepas dari perspektif sejarah pembentukan suatu kota. Pembahasan dalam konteks historis (sejarah) tidak hanya bermakna pada nilai-nilai arkeologis tetapi juga dalam konteks peri-kehidupan masyarakat dalam arti luas (sosial budaya maupun ekonomi). Per
kembangan kota sebagai konsekwensi adanya perubahan sosial budaya masyarakat yang sangat menentukan perubahan wujud fisik kota. Dalam hal ini perkembangan kota yang termanifestasi dalam bentukan fisik kota dapat berkembang dengan baik dengan menonjolkan karakter yang memiliki harmonisasi, dan pada sisi lain perkembangan kota tidak tertata dengan baik sehingga melenceng jauh dari prinsip harmonisasi bentukan fisk kota yang ada.