Sebagai seorang manusia yang diberi kesempatan oleh tuhan untuk bisa hidup di dunia ini, seharusnya kita harus memahami apa sebenarnya yang menjadi tugas dan tanggung-jawab kita di dunia ini. Sejak di dalam kandungan, manusia telah mengucap janji untuk tunduk pada kekuasaan tuhan. Ini sudah menjadi hukum yang tidak bisa ditawar-tawar lagi sejak Adam diciptakan. Oleh karena itu Tuhan Kita, Allah telah menganugerahi setiap manusia dengan Akal. Akal adalah perangkat utama yang dimiliki manusia agar bisa berpikir waras, mampu membedakan antara kebenaran dengan kesesatan, kebaikan dan kejahatan dan mampu survive menghadapi berbagai macam ujian dan tantangan.
Akan tetapi sayangnya setelah terlahir ke dunia ini, banyak manusia yang sudah lupa akan kewajibannya. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya benteng keimanan yang dimiliki sekaligus juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana ia dilahirkan. Faktor kurangnya pendidikan dan perhatian dari orangtua dan orang-orang terdekat merupakan penyebab utama.
Pendidikan formal yang diperoleh sejak kecil ternyata hanya melatih orang menjadi serba tahu dengan terus mengasah otaknya, tapi tidak memiliki rasa karena memudarnya nurani yang dimiliki. Akibatnya pendidikan formal hanya menghasilkan orang-orang yang pintar, tetapi kurang memiliki hati nurani sehingga mudah disesatkan.
Pendidikan formal seperti itu haruslah diimbangi dengan pendidikan non-formal seperti pendidikan spiritual. Pendidikan spiritual berguna untuk menentramkan batin kita, mengasah nurani, dan mampu membuat kita menjadi lebih bijaksana dan senantiasa optimis setiap saat. Pendidikan spiritual merupakan obat hati yang membuat kita selalu berpikiran positif dan fokus dalam menjalani hidup.
Saat ini seiring bertambah merosotnya moralitas masyarakat akibat pengaruh-pengaruh negatif gaya hidup yang dipertontonkan setiap hari oleh media kita yang dipenuhi cerita gosip, fitnah, kekerasan, takhayul, seksualitas dan sebagainya benar-benar menjadi ujian bagi kita untuk menjaga kematangan emosi jiwa dan spiritual. Jika anda tidak punya atau kurang memiliki kematangan spiritual, maka kemungkinan besar akan mudah terombang-ambing tanpa arah, bahkan bisa menjadi gila.
Ditengah-tengah situasi kacau-balau, dan penuh anomali yang sulit diduga ini, kita memang harus pandai-pandai menempatkan diri, mampu menguasai diri, perasaan dan pikiran kita. Jika tidak maka dipastikan kita akan mudah terprovokasi untuk memuaskan nafsu menjadi manusia-manusia serakah yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Kita memang harus memilih apakah kita akan menghabiskan hidup kita di dunia ini dengan menjadi budak-budak nafsu atau mengikuti kata hati dan nurani kita untuk menjaga kualitas spiritual kita sebagai hamba-hamba tuhan yang beriman.
Akan tetapi sayangnya setelah terlahir ke dunia ini, banyak manusia yang sudah lupa akan kewajibannya. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya benteng keimanan yang dimiliki sekaligus juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan dimana ia dilahirkan. Faktor kurangnya pendidikan dan perhatian dari orangtua dan orang-orang terdekat merupakan penyebab utama.
Pendidikan formal yang diperoleh sejak kecil ternyata hanya melatih orang menjadi serba tahu dengan terus mengasah otaknya, tapi tidak memiliki rasa karena memudarnya nurani yang dimiliki. Akibatnya pendidikan formal hanya menghasilkan orang-orang yang pintar, tetapi kurang memiliki hati nurani sehingga mudah disesatkan.
Pendidikan formal seperti itu haruslah diimbangi dengan pendidikan non-formal seperti pendidikan spiritual. Pendidikan spiritual berguna untuk menentramkan batin kita, mengasah nurani, dan mampu membuat kita menjadi lebih bijaksana dan senantiasa optimis setiap saat. Pendidikan spiritual merupakan obat hati yang membuat kita selalu berpikiran positif dan fokus dalam menjalani hidup.
Saat ini seiring bertambah merosotnya moralitas masyarakat akibat pengaruh-pengaruh negatif gaya hidup yang dipertontonkan setiap hari oleh media kita yang dipenuhi cerita gosip, fitnah, kekerasan, takhayul, seksualitas dan sebagainya benar-benar menjadi ujian bagi kita untuk menjaga kematangan emosi jiwa dan spiritual. Jika anda tidak punya atau kurang memiliki kematangan spiritual, maka kemungkinan besar akan mudah terombang-ambing tanpa arah, bahkan bisa menjadi gila.
Ditengah-tengah situasi kacau-balau, dan penuh anomali yang sulit diduga ini, kita memang harus pandai-pandai menempatkan diri, mampu menguasai diri, perasaan dan pikiran kita. Jika tidak maka dipastikan kita akan mudah terprovokasi untuk memuaskan nafsu menjadi manusia-manusia serakah yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Kita memang harus memilih apakah kita akan menghabiskan hidup kita di dunia ini dengan menjadi budak-budak nafsu atau mengikuti kata hati dan nurani kita untuk menjaga kualitas spiritual kita sebagai hamba-hamba tuhan yang beriman.
PERTANYAAN BESAR YANG HARUS ANDA JAWAB DI DALAM HATI-NURANI ANDA SAAT INI ADALAH..... SUDAH BERADA PADA POSISI MANAKAH ANDA SAAT INI ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar