Selasa, 08 Januari 2008

Kisah Para Pencari Jati Diri


Cerita ini dimulai saat saya mulai datang ke Kota Pare untuk mengikuti kursus english pada awal desember 2007. Hmmm... anda pasti bertanya-tanya ngapain saya jauh-jauh kursus di kota kecil itu, padahal di Malang yang notabene Kota Pendidikan, pastinya terdapat ratusan tempat-tempat kursus yang hebat. Yang jelas saya cuman cari suasana baru aja sehabis lulus kuliah, apalagi saya juga dibuat terkesan oleh kemampuan ngoceh english salah satu teman kampus yang baru lima bulan kursus disana.

Maklum saja, sebab di Pare terdapat sebuah kampung yang dikenal sebagai ”Kampung Inggris”, yaitu Desa Tulung Rejo dan sekitarnya. Maksud ”Kampung Inggris” ini bukan berarti warga yang mendiami kampung tersebut keturunan inggris ataupun punya tampang mirip bule, yang jelas karena kampung tersebut memiliki ratusan tempat kursus yang lokasinya saling berdekatan. Selain tempat kursus english, di kampung ini juga terdapat beberapa fasilitas pendukung yang cukup memadai seperti; rumah kos-kosan, toko buku, warnet, warung, minimarket, jasa fotokopi, dan lain-lain. Aglomerasi fungsi khusus seperti ini memang memberikan keunggulan bagi peningkatan daya saing terhadap wilayah lainnya, dan dapat menjadi stimulan aktivitas perekonomian masyarakat.

Agak unik memang bagaimana bisa di kota kecil seperti Pare bisa muncul kawasan seperti itu, apalagi peserta kursusnya hampir seluruhnya merupakan pendatang dari berbagai penjuru Indonesia. Tapi untuk sementara ini penulis belum menemukan jawabannya karena kisah asal-usulnya masih simpang-siur.

Selama di Pare, yang saya kagumi adalah kesadaran masyarakat setempat yang tetap mengandalkan sepeda sebagai alat transportasi utama dalam menjalani aktivitas sehari-hari, mulai dari bekerja, bersekolah, berbelanja, dan sebagainya. Bayangkan jika ini juga membudaya pada semua kota di Indonesia, so pasti kota-kota kita akan menjadi kota yang sehat karena bebas polusi dan macet, dan tentunya hal itu menghemat konsumsi BBM yang akhir-akhir ini produksinya semakin menguatirkan.

Trus ngomong-ngomong apa hubungan kota itu dengan "Para Pencari Jati Diri" seperti judul diatas ? seperti yang sudah saya ceritakan tentang adanya para pendatang yang jauh-jauh ke Pare hanya untuk kursus english anda tentu juga ingin mempertanyakannya. Ternyata setelah saya mulai kursus disana, saya mulai menyadari adanya kesamaan saya dengan peserta kursus english lainnya, yaitu mereka hanya sekedar mencari suasana baru yang berbeda dari tempat tinggal mereka dulu, sekaligus menemukan jati diri sebenarnya saat mulai hidup mandiri jauh dari orangtua mereka.

Kondisi Kota Pare yang kecil tapi dihuni berbagai suku dengan macam-macam karakter yang dimiliki setidaknya mengajarkan banyak hal tentang bagaimana cara hidup dalam keberagaman dan bagaimana cara mengelola keberagaman itu sendiri menjadi sebuah kekuatan untuk saling berbagi dan peduli satu sama lain. Toleransi dan kepekaan terhadap sesama dan situasi yang terjadi tentu merupakan hal yang mutlak dilakukan.

(Catatan Ismail saat kursus english di Kota Pare, ditulis pada awal januari 2008)

Minggu, 06 Januari 2008

Kenapa kita bingung....???


Pada hakikinya, kita sebagai manusia diciptakan tuhan sebagai makhluk yang sempurna dan berakal. Kita hendaknya mensyukuri semua karunia tuhan ini dengan memanfaatkannya seoptimal mungkin dalam menjalani hidup kita di dunia ini. Tetapi adakalanya kita sebagai manusia biasa sering melakukan kesalahan yang terkadang membuat kita menjadi kehilangan arah terhadap sasaran yang ingin kita capai alias BINGUNG...!

Mengapa kita bisa selalu bingung….? Saya rasa munculnya ”Bingung” pada pikiran kita ini karena kita terbiasa tidak fokus dalam memutuskan suatu tindakan, tidak punya konsep diri, tak punya standar prioritas, tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, suka terbawa arus tanpa mengerti arah tujuannya, dan yang parah tidak tahu atau lupa terhadap sesuatu yang mesti dikerjakan.

Jujur aja, penulis sebagai manusia biasa juga sering mengalami perasaan bingung seperti ; bingung nyari kerja, bingung milih baju, bingung liburan kemana, bingung menghadapi orang, bingung ngatur agenda harian, bahkan sampai bingung mau nulis apa untuk blog ini. Meskipun penulis sudah berusaha untuk selalu fokus, menentukan prioritas yang ingin dicapai, dan berusaha memahami apa-apa yang mesti dikerjakan, tapi terkadang tetap saja rasa bingung ini muncul yang biasanya akibat konflik kepentingan dalam diri dan juga karena faktor emosional seperti perasaan negatif yang menimbulkan sikap pesimis, ragu-ragu, dan kurang percaya diri.

Lalu bagaimana mengatasinya...? sory yang jelas karena saya bukan pakarnya di bidang ini tentu sulit menjawabnya secara teoritis. Tapi berdasar situasi ”bingung” yang sering saya alami, setidaknya saya bisa sedikit berbagi gagasan untuk mengatasinya yang mungkin bisa menginspirasikan anda.

Pertama, temukan dan kenali nilai-nilai spiritual anda yang menjadi pedoman hidup anda. Ini penting karena jiwa yang kosong mudah sekali terombang-ambing tanpa arah ibarat perahu tanpa layar. Selalulah mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan Tuhan Kita agar selalu diberi kekuatan batin dan keteguhan hati.

Kedua, buat urutan prioritas kegiatan anda berdasar tingkat kepentingan dan kebutuhan untuk menghindari konflik di saat yang bersamaan, misalnya penting mana antara menghadiri ulang tahun sahabat ataukah mendatangi hajatan tetangga..?

Ketiga, perluas wawasan dan pengetahuan anda akan segala hal dari berbagai sumber sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, agar anda selalu merasa yakin bahwa tindakan anda tidaklah keliru dan tidak asal ikut-ikutan

Keempat, tumbuhkan selalu rasa percaya diri dan keberanian mengambil resiko

Karena itu janganlah terbiasa hidup dalam kebingunan, apalagi sampai membuat orang lain bingung karena itu bisa membuat kehidupan kita jadi kacau, mudah putus asa, dan selalu gagal dalam mewujudkan rencana dan sasaran yang ingin dicapai.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua, terutama untuk para pembesar yang memerintah negeri saat ini yang selalu terlihat bingung dalam mengambil keputusan, bingung menangani bencana, bingung menghadapi koruptor, bahkan sering membuat masyarakat bingung karena fluktuasi harga sembako yang membingungkan...!!!